NAWACITA dalam Kerja dan Fakta (bagian 1)

INDONESIA BERADA 16 BESAR NEGARA BEREKONOMI KUAT.
"Negara-negara berkembang seperti Indonesia, Brasil, dan Meksiko berpotensi memiliki perekonomian yang lebih besar dibandingkan Inggris. Jika kebijakannya terus seperti sekarang, Indonesia bisa meraih posisi ke-4 terbesar di dunia," ungkap Chief Economist PwC John Hawksworth seperti dikutip dari Press and Journal, Rabu (11/2/2015).

Ditambahkan Pernyataan dari Stanley Morgan (18/3/2015) ,Bank terkuat di Amerika menyatakan bahwa selama kurun waktu 5 bulan Indonesia telah keluar dari FRAGILE FIVE yg mata uang nya rentan terhadap kebijakan suku bunga Fed, Indonesia menuju fundamental ekonomi yg kuat dibawah kepemimpinan Jokowi , sejajar dgn mata uang India, China, Turki dan Brazil.















INFRASTRUKTUR INDONESIA
1. WADUK/BENDUNGAN. 





















Menjadi komitmen Pemerintahan Jokowi 2015-2019 akan terbangun 49 Bendungan skala besar yang akan terbangun di seluruh Indonesia. Managemen Sumber Daya Air adalah komitmen bagi upaya pencapaian kedaulatan pangan, pertumbuhan ekonomi dan ancaman krisis global yang terkait lingkungan hidup. Hingga tahun 2016 bendungan yang sedang, dan telah terbangun adalah, sebagai berikut:

Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur


Bendungan Pidekso di Wonogiri, Jawa Tengah

Bendungan Logung di Kudus, Jawa Tengah

Bendungan Lolak di Bolaang Mgondow, Sulawesi Utara

Bendungan Kuereto di Aceh 










Bendungan Passaloreng di Wajo Sulawesi Selatan

Bendungan Tanju, di Dompu, Nusa Tenggara Barat
Dua Bendungan di Dompu Mulai Dibangun Juni 2015

Bendungan Mila di Dompu NTB

Bendungan Bintang Bano di Sumbawa Barat, NTB

Bendungan Kairan di Lebak Banten 

Bendungan Tapin di Tapin Kalimantan Selatan

Bendungan Rotikold di Belu, NTT

Bendungan Telagawaja di Karangasem, Bali

Bendungan Rukoh (NAD)
          Volume : 128.66 juta m3
          Manfaat : irigasi 11.950 ha, reduksi banjir 390 m3/det, air baku 0,85 m3/det, listrik 2 MW

Bendungan Sukoharjo (Lampung)
          Volume : 46 juta m3
          Manfaat : irigasi 4000 ha, reduksi banjir 450 m3/det, air baku 2,95 m3/det

Bendungan Kuwil Kawangkoan (Sulut )
          Volume : 23,37 juta m3
          Manfaat : irigasi 5.472 ha, reduksi banjir 255 m3/det, air baku 0,50 m3/det, listrik 3,30               MW

Bendungan Ladongi (Sultra)
          Volume : 25.57 juta m3
          Manfaat : irigasi 7.424 ha, air baku 0,80 m3/det, listrik 1.15 MW, reduksi banjir 142                     m3/det

Bendungan Ciawi
          Volume : 6,45 juta m3
          Manfaat : reduksi banjir 160 m3/det

Bendungan Sukamahi (Jabar)
          Volume : 1,68 juta m3
          Manfaat : reduksi banjir 29 m3/det

Bendungan Leuwikeris (Jabar)
          Volume : 67.74 juta m3
          Manfaat : irigasi 11.950 ha, air baku 0,85 m3/det, reduksi banjir 57 m3/det, listrik 15 MW

Bendungan Cipanas (Jabar)
          Volume : 190 juta m3
          Manfaat : irigasi 10.500 ha, reduksi banjir 475 m3/det, listrik 2,5 MW, air baku 0.5 m3/det


2. PEMBANGUNAN JALAN TOL DAN 
    MENYELESAIKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR YANG  MANGKRAK

Pembangunan infrastruktur adalah sebuah hal yang saat ini sedang dikembangkan dengan sangat fokus oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).Menurutnya, pembangunan infrastruktur merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk Indonesia pada saat ini.Di bawah ini adalah infrastruktur yang mangkrak di era pemerintahan sebelumnya yang selanjutnya di bangun dan disempurnakan oleh pemerintahan Joko Widodo.
1. Pembangunan LRT Cibubur Dukuh Atas

2. Pembangunan Bandara Kertajati di Jawa Barat

3. Pembangunan Bendungan Jatigede mangkrak 50 Tahun

4. Pembangunan Waduk Nipah di Madura 17 Tahun mangkrak

5. Pembangunan Jalan Tol Cikampek-Palimanan

6. Penantian panjang 12 tahun Pembangunan Jembatan 
   DR Ir Soekarno

7. Pembangunan Jembatan Merah Putih di Ambon

8. Jalan Tol Pemalang-Batang dan Batang-Semarang 
    mangkrak 9 tahun

9. Pembangunan Bajulmati,Wonsorejo-Banyuwangi, 
Jawa Timur  Salah satu bendungan yang mangkrak

10. Waduk  Paya Seunara di Aceh mangkrak sejak tahun 2001


11. Tol Cinere-Jagorawi (Cijago)
Tol Cijago merupakan bagian dari jaringan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) II. Tol ini melingkar dari Bandara hingga Tanjung Priok. Jaringan JORR II merupakan lingkaran kedua dari jaringan Tol JORR. 
seksi I dari Jalan Raya Bogor ke Jagorawi; seksi II menghubungkan Jalan Raya Bogor-Kukusan; seksi III menghubungkan ruas Kukusan-Cinere
12. Tol Manado-Bitung
13. Tol Cimanggis-Cibitung
  • Seksi I menghubungkan Cimanggis-Transyogi
  • seksi II dengan ruas Transyogi-Narogong
  • seksi III Narogong-Setu
  • seksi IV antara Setu-Cibitung Junction
14. Tol Trans Sumatera
Medan-Binjai (17 km), Palembang-Simpang Indralaya (22 km), Pekanbaru-Dumai (126 km), Bakauheni-Terbanggi Besar (140 km), Terbanggi Besar-Pematang Panggang (100 km), Pematang Panggang-Kayu Agung (85 km), Palembang-Tanjung Api-api (100 km), dan Kisaran-Tebing Tinggi (60 km).

15. Tol Balikpapan-Samarinda
  • Seksi I (KM13 Balikpapan-Samboja), 
  • Seksi II (Samboja-Palaran I), 
  • Seksi III (Samboja-Palaran II), 
  • seksi IV (Palaran-Jembatan Mahkota), 
  • Seksi V (KM 13 Balikpapan-Sepinggan). 
16. Tol Soreang-Pasirkoja

17. Tol Solo-Ngawi-Kertosono

18. Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu)

3. PEMBANGUNAN JALAN TRANS DI PERBATASAN INDONESIA

Pemerintah RI telah meratifikasi United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982 melalui UU No. 17 Tahun 1985 Tentang Pengesahan United Nations Convention on The Law of The Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa Tentang Hukum Laut).

Dari 17.504 pulau di Indonesia, terdapat 92 (sembilan puluh dua) pulau-pulau kecil yang dijadikan sebagai titik dasar dan referensi untuk menarik garis pangkal kepulauan yang berbatasan langsung dengan 10 (sepuluh) negara tetangga di wilayah laut yang tersebar pada 10 (sepuluh) provinsi. Dan dari data Strategi Nasional (Stranas) Pembangunan Daerah Tertinggal terdapat 26 (dua puluh enam) kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.

Semasa pemerintahan Presiden Jokowi berkomitmen untuk membangun dari pinggiran sebagaimana tertuang dalam visi Nawacita Presiden Jokowi.

a. Jalan perbatasan Kalimantan yang berbatasan langsung dengan Malaysia, terdapat 9 ruas jalan yang akan membentang sepanjang 771,36 kilometer dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur hingga Kalimantan Utara.








Kesembilan ruas tersebut masing-masing adalah :
  •     Ruas 1 Temajuk-Aruk;
  •     Ruas 2 Aruk-Batas Kecamatan Siding
  •     Ruas 3 Batas Kecamatan Siding/Seluas-Batas Kecamatan Sekayan/Entikong;
  •     Ruas 4 Batas Kecamatan Sekayan/Entikong-Rasau;
  •     Ruas 5 Rasau-Batas Kapuas Hulu/Sintang;
  •     Ruas 6 Batas Kapuas Hulu/Sintang-Nanga Badau-Lanjak;
  •     Ruas 7 Lanjak-Mataso (Benua Martinus)-Tanjung Kerja;
  •     Ruas 8 Tanjung Kerja-Putussibau-Nanga Era dan
  •     Ruas 9 Nanga Era-Batas Kaltim.
b. Jalan perbatasan NTT terdapat 6 ruas dengan total panjang mencapai 171,56 kilometer. Keenam ruas tersebut adalah :
  •     Ruas 1 Mota’ain-Salore-Haliwen;
  •     Ruas 2 Haliwen-Sadi-Asumanu-Haekesak;
  •     Ruas 3 Turiskain-Fulur-Nualain-Henes;
  •     Ruas 4 Nualain-Dafala;
  •     Ruas 5 Dafala-Laktutus dan
  •     Ruas 6 Laktutus-Motamasin.
c. Jalan Trans Papua, terdapat 12 ruas yang jika tersambung semua akan mencapai 4.325 kilometer. Keduabelas raus tersebut adalah :
  • Ruas 1 Merauke-Tanah Merah-Waropko;
  • Ruas 2 Waropko-Oksibil;
  • Ruas 3 Dekai-Oksibil;
  • Ruas 4 Kenyam-Dekai;
  • Ruas 5 Wamena-Habema-Kenyam-Mamugu;
  • Ruas 6 Wamena-Elelim-Jayapura;
  • Ruas 7 Wamena-Mulia-Haga-Enarotali;
  • Ruas 8 Wageta-Timika;
  • Ruas 9 Enarotali-Wageta-Nabire;
  • Ruas 10 Nabire-Windesi-Manokwari;
  • Ruas 11 Manokwari-Kambuaya-Sorong;
  • Ruas 12 Jembatan Holtekamp.


4. KEDAULATAN PANGAN 
Berdasarkan rilis Economist Intelligence Unit (EIU), Semasa Pemerintahan sebelumnya posisi ketahanan pangan Indonesia berada di posisi ke 5 dari 7 negara ASEAN yang dievaluasi. 
Indeks Indonesia bahkan berada di bawah Filipina yang merupakan pesaing Indonesia dalam kelompok negara pengimpor beras terbesar di dunia. Posisi ketahanan pangan Indonesia berada di bawah Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina. Posisi Indonesia hanya sedikit lebih baik daripada Myanmar dan Kamboja. 

Begitu terpuruknya Ketahanan Pangan Indonesia, Pemerintahan Presiden Joko Widodo bertekad bulat pada TAHUN 2017 INDONESIA SUDAH SWASEMBADA PANGAN PENUH. 

Langkah-langkah progresif dilakukan dan sudah terlihat ada hasilnya adalah sbb : 
Pada periode Oktober 2014 hingga April 2015; 

  • Luas tanam sawah yang ditanami petani mengalami KENAIKAN dari 8,11 juta hektar menjadi 8,54 juta hektar. 
  • Jumlah Traktor sudah dibagikan lebih dari 20.000 unit, ribuan pompa air, combine harvester, dan transplanter. 
 
  • Luas Lahan Sawah Baru. Berdasarkan hasil evaluasi kerja periode Oktober 2014 hingga Maret 2015, bekerjasama dengan TNI dan Kelompok Tani, PENAMBAHAN LUAS SAWAH BARU sebesar 700 RIBU hektare. Dengan angka itu diperkirakan bisa mencapai produksi padi 3 Juta ton. 
  • Untuk meningkatkan produksi pangan, pemerintah juga akan membangun 500.000 hektare FOOD ESTATE (kawasan pertanian), dan pelaksanaan program hilirisasi pertanian. 
Kenaikan hasil produksi pertanian semasa 1 tahun kepemimpinan Jokowi di bulan Maret 2015 : 
- Produksi PADI naik sebesar 6,64% dibandingkan dengan hasil panen tahun sebelumnya.
- Produksi JAGUNG naik sekitar 8,725% dibandingkan 2014 dengan kisaran 20,67 juta ton
- Produksi KEDELAI naik sekitar 4,59% dengan kisaran 998,87 ribu ton 

11 Lokasi Cetak Sawah Baru di 2015: 
• Merauke 10.000 hektar 
• Bombana 1.000 hektar 
• Wajo 1.000 hektar 
• Pinrang 1.000 hektar 
• Ogan Komering Ilir 1.000 hektar 
• Sanggau 1.000 hektar 
• Bima 1.000 hektar 
• Bangka Selatan 3.000 hektar 
• Bangka Barat 1.000 hektar 
• Mesuji 1.000 hektar 
• Pulang Pisau 1.000 hektar. 


5. PEMBANGUNAN PELABUHAN KAPAL (TOL LAUT)

Tol laut yang dimaksud adalah membangun transportasi laut dengan kapal atau sistem logistik kelautan, yang melayani tanpa henti dari Sabang hingga Merauke.
Tujuannya menggerakkan roda perekonomian secara efisien dan merata. Nantinya akan ada kapal-kapal besar yang bolak-balik di laut Indonesia, sehingga biaya logistik menjadi murah. Itulah sebabnya, tol laut menjadi salah satu program prioritas Presiden Jokowi untuk mengembangkan sektor kemaritiman. Salah satu faktor penunjangnya adalah kebutuhan akan pelabuhan laut dalam (deep sea port) untuk memberi jalan bagi kapal-kapal besar yang melintasi rute dari Sabang sampai Merauke. Sebuah jalur yang membentang sejauh 5.000 kilometer atau seperdelapan keliling bumi.




















Program pembangunan Tol Laut dengan nama lain 'Pendulum Nusantara' adalah sebuah program terobosan dilakukan Jokowi yang tidak pernah terpikirkan oleh pemerintah sebelumnya. Konsep ini memungkinkan Kapal-kapal besar bolak-balik membawa logistik dari barat ke timur atau sebaliknya. Pengembangan pelabuhan juga mendorong keberadaan pelabuhan laut dalam sehingga bisa disinggahi kapal-kapal besar. 

Dengan terwujudnya program Tol Laut ini mampu menekan biaya logistik yang tinggi. Untuk itu perlu dibangun 6 pelabuhan dengan kategori deep sea port di pelabuhan2 sebagai berikut : 

  • Kuala Tanjung Medan
  • Tanjung Priok Jakarta
  • Tanjung Perak Surabaya
  • Makassar
  • Sorong
  • Patimban, Subang
bersambung

Komentar